Senin, 08 Februari 2016

Penyakit Jantung Koroner

Pada umumnya penyakit serangan jantung koroner selalu dianggap sebagai penyakit kaum pria saja. Namun kenyataannya, satu dari empat perempuan meninggal karena penyakit kardiovaskular. Jumlah ini lebih banyak dari kematian yang disebabkan oleh semua jenis penyakit kanker. Hal tersebut menjadikan penyakit jantung koroner (PJK) salah satu penyebab kematian utama pada perempuan.

PJK pada perempuan memiliki risiko penyebab kematian yang lebih besar dibandingkan terhadap pria. PJK pada perempuan umumnya ditemukan pada usia yang lebih tua dibandingkan dengan pria. Hal itu biasa disebabkan oleh:

1. Terjadi penurunan hormon esterogen yang selama ini berfungsi melindungi pembuluh darah dari kerusakan saat pasca menopause, sehingga risiko penyakit jantung pada perempuan meningkat dua kali lipat. Penurunan hormon estrogen ini juga menambah kadar lemak dalam darah sehingga menimbulkan penebalan pembuluh darah yang dapat menyebabkan PJK.

2. Perempuan dengan PJK biasanya mengalami komplikasi yang lebih serius, karena lebih sering ditemukan adanya penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi dan gangguan ginjal.

3. Penyumbatan pada pembuluh darah kecil atau mikrovaskular lebih banyak terjadi pada perempuan. Penyumbatan yang seperti ini lebih sulit dideteksi dengan pemeriksaan standar yang ada pada saat ini.

4. Kurangnya pengetahuan kaum perempuan akan bahaya penyakit jantung, umumnya membuat mereka tidak menyadari gejala penyakit tersebut, sehingga menyebabkan keterlambatan dalam mendiagnosa.

Gejala penyakit jantung yang timbul pada perempuan berbeda dari gejala yang timbul pada pria. Pada wanita, gejala yang timbul antara lain nyeri ulu hati, nyeri pada punggung atau leher, sesak napas, cepat capai serta gangguan irama jantung. Gejala-gejala inilah yang tidak disadari oleh kebanyakan perempuan sehingga seringkali menyebabkan keterlambatan dalam mencari pertolongan pada saat terjadi serangan jantung.

Beberapa faktor risiko utama PJK pada kaum perempuan antara lain:

1. Perempuan dengan diabetes mellitus atau kencing manis memiliki risiko 2 kali lipat untuk menderita PJK, dan mempunyai komplikasi yang lebih berat dibandingkan pria.

2. Perempuan yang obesitas atau kegemukan.

3. Riwayat keluarga.

4. Penurunan dan berhentinya produksi hormon estrogen, namun terapi sulih hormon pada perempuan menopause juga menimbulkan risiko PJK Langkah awal adalah dengan melakukan deteksi dini seperti mengukur tekanan darah, mengetahui kadar gula darah dan kolesterol, serta mulai melakukan hidup sehat.

Hidup sehat dapat dimulai dengan melakukan olah raga teratur yakni minimal 30 menit sebanyak 4 kali seminggu seperti jalan cepat atau jogging, berhenti merokok serta menjaga tekanan darah di bawah 120/80 mmHg, kadar kolesterol total kurang dari 175 mg/dL, kolesterol LDL kurang dari 100 mg/dL dan kadar gula darah puasa kurang dari 100 mg/dL.

Artikel Terkait