Anemia aplastik biasanya ditandai dengan infeksi bakteri, pucat, demam, mudah letih, kongestif, takikardia, dan gagal jantung. Penyebab Anemia Aplastik Anemia aplastik dapat disebabkan oleh beberapa macam faktor salah satunya adalah penyakit kongenital atau penyakit yang sudah dibawa sejak lahir. Penyakit kongenital yang menyebabkan terjadinya aplastik adalah anemia fanconi atau kelainan resesif autosomal.
Penyakit ini ditandai dengan adanya mutasi 13 gen yang menyebabkan hipoplasia, pansitopenia, instabilitas kromosom, sumsum tulang, dan syndrom dubowizt atau pertumbuhan yang lambat. Hal ini ditandai dengan kurangnya hormon pertumbuhan, dislokasi kromosom, dan kelainan hipotalamus. Selain itu, anemia aplastik juga bisa disebabkan karena obat obatan.
Salah satu jenis obat yang menyebabkan anemia ini terutama adalah kloramfenikol. Misalnya jika bayi diberi kloramfenikol sejak umur 2 tahun maka ia bisa menderita anemia jenis ini setelah umurnya 6 tahun. Obat lain yang dapat menyebabkan anemia aplastik adalah azathioprine, inhibitor carbonic anhydrase, karbamezepine, indomethasin, penisilamine, trimethadione, dan probenesid.
Tanda dan Gejala Anemia Aplastik, Penderita anemia aplastik biasanya akan mengalami gejala gejala khusus misalnya mengalami anemia atau kurang sel darah merah, leukopenia atau kurang leukosit, dan trombositopenia atau kekurangantrombosot. Ketiga gejala ini biasanya juga disertai dengan beberapa gejala lain misalnya pucat, lemah, mudah lelah, hilang selera makan, palpitasi, pendarahan pada gusi, infeksi, petekia, epistaksis, dan ekimosa.